4

#1 Hello World

Posting pertama ini bercerita tentang hari pertama saya melihat dunia, tentu saja saat saya terlahir di dunia. Well… sebenarnya saya nggak ingat persis apa kesan dan pesannya pertama kali melihat cahaya setelah 9 bulan dalam rahim. Saya rasa kamu.. kamu.. kamu… juga sudah lupa kan? ( kecuali orangtua kamu mendokumentasikannya). So, bagaimana saya bisa dengan sok tau ingin menulis tentang first time you met the world? Ya menurut ngana ? Tentunya dari orang tua, bude, pakde, sanaksaudara, tetangga atau sebenarnya kalaupun bisa saya akan menanyakan ke dokter, but I think it’s too much for this post. Melalui beberapa sumberlah saya mengetahui apa yang terjadi saat  saya lahir.

Semua itu berawal di sebuah rumah sakit di Yogyakarta, tepatnya  tanggal 23 November tahun 1990 yang saat itu jatuh pada hari Jumat ( Tha’ts why I love Friday ). Seorang bayi perempuan nan mungil ( itu saya ) lahir dan menyapa dunia dengan bahasa bayi pada umumnya yaitu ” Tangisan”. Tapi mungkin menurut saya, tangisan pertama bayi itu merupakan caranya menyapa dunia untuk pertama kali. Mungkin kalau diterjemahkan seperti ini.

Baby  : Oeeekkkk… (Hello World, Here I’am )

World : Selamat datang di dunia yang lucu ini

Baby  : Oeeekkk.. oeeekkk ( Nggak bisa, cuma aku yang lucu )

World : Dibilangin kok ngeyel

Baby  : Oeeeekk oeekkk oeeekkk… ( pokoknya aku yang lucu )

World : Sakarepmulah ! ( terserah kamu )

Ya seperti itulah kalau di terjemahkan. Si bayi yang ngeyel jika dirinya itu lebih lucu dari dunia, setelah beberapa tahun kemudian terperangkap dan mencoba bertahan di dunia yang memang benar-benar “lucu” ini. Dan mungkin dunia kini tengah mentertawakannya karena baru percaya jika ternyata dunia lebih “lucu” darinya.

Sooo… lanjut nih ceritanya.

Continue reading